KARAWANG, RAKA- Debat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Karawang 2024 kembali disorot oleh publik yang menilai acara tersebut kurang memadai dalam membahas permasalahan krusial yang dihadapi masyarakat sehingga berakhir antiklimaks.
Meski diharapkan menjadi wadah untuk memaparkan solusi konkret, perdebatan malah diwarnai dengan retorika yang cenderung formal dan minim substansi. Banyak isu mendesak seperti ketimpangan ekonomi, degradasi lingkungan, dan kualitas layanan publik yang tidak dibahas secara mendalam, sehingga debat dinilai kurang mampu menyerap aspirasi masyarakat Karawang secara utuh.
Tri Prasetio Putra Mumpuni, mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang, menyampaikan pandangannya tentang debat tersebut. Menurutnya, kedua calon belum sepenuhnya menghadirkan gagasan yang mendalam dan berbasis data yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat.
“Debat ini, meskipun membawa harapan besar, sayangnya belum cukup memadai untuk menyerap aspirasi nyata masyarakat Karawang. Tema yang diangkat dan gagasan yang dipaparkan masih terkesan dangkal dan kurang terarah. Alih-alih memaparkan solusi konkret yang berbasis bukti (evidence-based), kedua calon tampak masih berkutat dalam retorika tanpa fondasi data yang kuat.
Padahal, Karawang membutuhkan kepemimpinan yang siap menghadapi kompleksitas persoalan dengan analisis mendalam dan pendekatan ilmiah yang komprehensif,”ujarnya, Minggu (10/11).
Tri menambahkan bahwa, untuk ke depan, debat kandidat hendaknya menjadi forum yang lebih substansial dan terbuka, di mana para calon benar-benar diuji dalam menyajikan solusi yang berbasis data dan kajian yang mendalam.
Ia menegaskan bahwa harapan masyarakat adalah melihat pemimpin yang memahami persoalan dengan pendekatan yang berbasis fakta dan berpijak pada riset, bukan hanya kata-kata semata. “Kita semua menginginkan kepemimpinan yang berdasar pada solusi nyata dan komitmen jelas terhadap perubahan. Forum debat ini seharusnya menjadi media untuk memaparkan visi yang berdasarkan data, bukan hanya parade janji. Kedua calon perlu lebih mendalami permasalahan Karawang dan menyajikan gagasan yang lebih aplikatif, mengingat peran bupati sebagai pemangku kepentingan utama yang memiliki tanggung jawab besar dalam menyejahterakan masyarakat,”tutup Tri tanpa tendensi ke salah satu kandidat.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Karawang mengatakan debat tersebut merupakan salah satu metode kampanye dari seluruh rangkaian Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). “Kabupaten Karawang dengan luas 1911 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 2,5 juta dan potensi alam, budaya serta ekonomi membutuhkan pengelolaan yang optimal. Setiap perhelatan pilkada ada metode kampanye yang paling dinantikan, yaitu debat publik pasangan calon bupati dan wakil bupati,” ujarnya.
Pelaksanaan debat telah sesuai dengan PKPU dan Keputusan dari KPU Republik Indonesia. Ia mempunyai harapan melalui debat tersebut dspat memberikan edukasi politik dan komunikasi bagi seluruh warga Karawang. “Sesuai dengan PKPU Nomor 13 Tahun 2024 dan Keputusan KPU RI warga Karawang dapat menyaksikan visi, misi dan program dipertajam. Semoga debat publik ini bisa memberikan edukasi politik dan komunikasi bagi warga Karawang dengan tema Transformasi Keterpaduan Pembangunan dan Tata Kelola yang Inklusif, bersih, berkeadilan, menuju Kabupaten Karawang unggul, maju dan berkelanjutan,” jelasnya.
Selain itu memberikan himbauan kepada seluruh warga yang terdaftar di dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk dapat menggunakan hak pilih. Melalui hak pilih tersebut akan menentukan Karawang untuk 5 tahun ke depan. “Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya debat publik ini. Kepada 1.801.870 warga Karawang yang telah terdaftar sebagai pemilih agar datang ke TPS pada tanggal 27 November tahun 2024 dan pergunakan hak pilih anda dengan bijak, masa depan Karawang ada di tangan kita,” tutupnya. (zal/nad)