jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) dinilai memiliki peran yang makin strategis dalam mendorong transisi energi di Indonesia.
Analis pasar modal dari Bahana Sekuritas Jeremy Mikael menilai panas bumi menjadi sumber listrik bersih yang berkarakter baseload.
Menurut dia, energi panas bumi yang dikelola PGE dipandang mampu menjaga keandalan sistem kelistrikan sekaligus mendukung peningkatan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) nasional. Dari sisi pasar, saham PGE dinilai juga memiliki potensi yang positif dengan pertumbuhannya yang lebih terukur.
Dalam laporannya, Jeremy menilai PGE berada pada posisi yang solid untuk memanfaatkan momentum tersebut.
Dengan pipeline ekspansi yang jelas dan terukur, emiten ini dinilai berpotensi memperkuat kontribusi EBT nasional.
“Dengan target pengembangan kapasitas menuju 1 gigawatt (GW) dan produksi 5,5–6,0 gigawatt hour (GWh) pada 2028, PGEO menawarkan kombinasi pertumbuhan yang terukur dan profil bisnis yang relatif defensif, terutama jika dibandingkan dengan sejumlah emiten EBT lain maupun sektor seperti pertambangan mineral dan logam,” ujar Jeremy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (16/12).
Jeremy menambahkan karakteristik bisnis panas bumi yang cenderung stabil membuat pertumbuhan pendapatan dan laba PGE relatif lebih konsisten. Ditambah dengan target PGE untuk menjadi 1 GW company melalui pengembangan sejumlah proyek strategis, hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi investor yang berminat investasi ke sektor energi hijau dengan risiko yang lebih terkendali.
Dia juga meyakini peluang pertumbuhan PGE dalam beberapa tahun ke depan akan sangat terbuka.












































