jpnn.com, JAKARTA - Bencana banjir bandang, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang menerjang bagian utara Pulau Sumatra sejak akhir November 2025 telah memicu krisis kemanusiaan.
Hingga saat ini, ribuan warga di kota Sibolga dan kabupaten Tapanuli Tengah masih berjuang di pengungsian setelah kehilangan tempat tinggal mereka.
Berdasarkan laporan Rapid Assessment Tim Habitat for Humanity Indonesia periode 11–21 Desember 2025, tercatat 633 unit rumah rusak, di mana 311 unit di antaranya mengalami kerusakan berat.
Oleh karena itu, pihaknya menggalang donasi masyarakat untuk membantu korban bencana tersebut.
"Kondisi ini memaksa warga kehilangan perlindungan dasar dan akses terhadap sanitasi yang layak," kata Program Director Habitat for Humanity Indonesia, Arwin Soelaksono, Rabu (31/12).
Laporan terbaru Joint Needs Assessment (JNA) 2025 mengungkapkan fakta memilukan.
Lebih dari 57% total rumah terdampak dinyatakan sudah tidak aman secara struktural untuk ditinggali.
Saat ini, diperkirakan 7.276 jiwa mengungsi, dengan titik terparah berada di wilayah Sibolga Selatan dan Sibolga Utara.












































