jpnn.com, JAKARTA - Langkah menetapkan Presiden kedua RI Soeharto sebagai Pahlawan Nasional menuai pertentangan.
Satu di antaranya dari politikus PDI Perjuangan Mohamad Guntur Romli.
Guntur mengaku tidak setuju Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dengan mengingat gerakan mahasiswa.
Menurutnya, mahasiswa yang memprotes Soeharto dianggap sebagai pengkhianat jika eks Pangkostrad itu menjadi Pahlawan Nasional.
"Kalau Soeharto mau diangkat pahlawan, otomatis mahasiswa '98 yang menggerakkan reformasi dan menggulingkan Soeharto akan disebut penjahat dan pengkhianat. Ini tidak bisa dibenarkan," kata Guntur kepada awak media, Kamis (23/10).
Pria yang aktif di media sosial (medsos) menyebutkan sejumlah peristiwa kelam masa lalu bisa berubah narasi ketika Soeharto ditetapkan Pahlawan Nasional.
Semisal, peristiwa 1966, penembakan misterius 1982, Talangsari 1989, penghilangan paksa 1997-1998, hingga kerusuhan Mei 1998 bisa menjadi sebuah aksi pembenaran jika Soeharto ditetapkan Pahlawan Nasional.
"Bisa disebut kebenaran oleh rezim Orde Baru Soeharto saat itu," ungkap Guntur.