jateng.jpnn.com, SEMARANG - Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengambil langkah cepat menyikapi gelombang kesulitan yang dialami para mahasiswa perantau dari Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Kampus yang berada di kawasan Sekaran, Gunungpati, itu memastikan siap memberikan keringanan hingga pembebasan penuh Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa yang keluarganya terdampak langsung bencana banjir dan longsor di Sumatra.
Kepala Humas Unnes Rahmat Petuguran mengatakan pihak kampus sudah mulai melakukan pendataan sejak Selasa (9/12).
“Mahasiswa yang keluarganya benar-benar menjadi korban banjir Sumatera kami petakan. Kampus ingin memastikan mereka tetap bisa kuliah meski kondisi ekonomi keluarga sedang terpuruk,” ujarnya, Rabu (10/12).
Rahmat menyebut kebijakan keringanan UKT menjadi prioritas, mengingat sebagian mahasiswa kini kehilangan sumber kiriman rutin dari orang tua. Banyak keluarga di daerah bencana tengah berjuang memulihkan rumah, usaha, dan akses jalan yang putus.
Kondisi mahasiswa perantau di Semarang memang mengkhawatirkan. Posko bantuan mahasiswa Aceh-Sumatra di Tembalang mencatat 60-70 mahasiswa terdampak langsung, sementara jumlah total perantau dari tiga provinsi itu diperkirakan jauh lebih besar.
Mereka menghadapi situasi ganda, yakni kesulitan membayar indekos dan makan, sambil menahan cemas karena keluarga di kampung masih dalam situasi darurat.
“Banyak teman tidak dapat kiriman, komunikasi juga susah karena jaringan di kampung hancur,” kata Novaldi Akbar Anugerah, mahasiswa Semester 3 UIN Walisongo, yang sejak awal membantu pendataan sesama mahasiswa perantau.









































