jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya melakukan pendampingan kepada Nenek Elina (80) yang rumahnya dirobohkan secara paksa. Nenek Elina juga diduga mendapatkan perilaku kekerasan dari oknum organisasi massyarakat (ormas) yang saat itu ada di lokasi.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan saat ini pemkot tengah melakukan asesmen mengenai kebutuhan mendesak korban.
"Yang paling penting adalah psikisnya. Kami juga menguatkan warga dan tetangga di sekitar lokasi. Surabaya boleh jadi kota besar, tetapi jangan pernah kehilangan empati terhadap sesama. Harus saling menjaga dan menguatkan,” kata Eri, Sabtu (27/12).
Dia mengimbau agar warga tidak melakukan aksi-aksi anarkis atau benturan antarwarga sebagai reaksi atas kejadian ini. Selain utu, meminta masyarakat mempercayakan penyelesaian kasus sepenuhnya kepada pihak kepolisian sambil terus mengawal prosesnya hingga tuntas.
“Ayo warga Surabaya, kita saling menjaga dan mengawal proses hukumnya hingga tuntas dan Nenek Elina mendapatkan keadilan,” katanya.
Eri menegaskan menegaskan tidak ada ruang bagi siapapun yang melakukan tindakan semena-mena di Kota Pahlawan. Menurutnya, perbuatan mereka harus diproses hukum.
Eri mengklaim sebelum kasus ini viral di media sosial, pihak kecamatan sudah bergerak dan kasus tersebut telah dilaporkan ke Polda Jawa Timur.
"Kejadian ini sudah ditangani Polda Jawa Timur. Sebelum viral sudah dilaporkan karena sudah ditangani pihak kecamatan. Saya secara pribadi akan berkoordinasi dengan Polda agar masalah ini menjadi atensi khusus dan segera diselesaikan. Harus ada kejelasan hukum karena yang salah ya, harus dihukum," pungkas Eri. (mcr23/jpnn)









































