4 Red Flag Backup Data yang Wajib Diwaspadai Perusahaan Indonesia di 2026

3 hours ago 12

Sabtu, 27 Desember 2025 – 19:44 WIB

4 Red Flag Backup Data yang Wajib Diwaspadai Perusahaan Indonesia di 2026 - JPNN.com Jabar

Indonesia Country Manager di Synology Inc, Clara Hsu berbagi pandangan mengenai strategi perlindungan data dan ketahanan siber bagi perusahaan Indonesia dalam sesi diskusi di IndoSec Summit 2025. Foto: Source for JPNN.

jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG - Teknik ransomware terus berkembang dengan semakin canggih, dan Indonesia masih menjadi salah satu pasar yang paling sering menjadi sasaran serangan siber di Asia Tenggara.

Seiring perusahaan memperluas operasional digitalnya, risiko kehilangan akses terhadap data, baik akibat serangan siber maupun kesalahan operasional, dapat menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan bisnis.

Dalam wawancara yang dilakukan di sela IndoSec Summit 2025, Indonesia Country Manager Synology Inc, Clara Hsu membagikan sejumlah red flags yang perlu diwaspadai perusahaan agar strategi perlindungan data mereka benar-benar siap menghadapi tantangan ke depan.

“Transformasi digital di Indonesia berkembang sangat pesat, namun ketahanan data juga harus berjalan seiring. Backup saja tidak lagi cukup jika proses pemulihan data tidak bisa dijamin,” ujar Clara dalam keterangan tertulisnya kepada JPNN.com, dikutip Sabtu (27/12/2025).

Red Flag 1: Backup Parsial atau Tidak Menyeluruh

Saat beban kerja (workloads) atau aplikasi baru ditambahkan, tidak jarang sistem tersebut luput dari kebijakan backup. Alasannya bisa beragam, mulai dari keterbatasan waktu tim IT hingga konfigurasi yang belum diperbarui. Di sisi lain, masih banyak perusahaan yang hanya melakukan backup pada file tertentu yang dianggap penting demi menghemat kapasitas penyimpanan.

Pendekatan ini justru dapat menjadi masalah besar saat proses pemulihan dibutuhkan.

“Data yang tidak dibackup pada dasarnya sudah berada dalam kondisi berisiko,” ujar Clara.

Teknik ransomware terus berkembang, dan Indonesia masih menjadi salah satu pasar yang paling sering menjadi sasaran serangan siber di Asia Tenggara.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News

Read Entire Article
| | | |