jpnn.com, ACEH TAMIANG - Malam di Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, terasa lebih panjang sejak bencana melanda.
Tanpa listrik dan tanpa sinyal, gelap datang lebih cepat, menyisakan kecemasan di rumah-rumah warga.
Namun di luar area Rig PDSI#19.1, cahaya tetap menyala, menjadi penanda kecil bahwa harapan belum sepenuhnya padam.
Setiap malam, warga dari enam desa berdatangan membawa ponsel, powerbank, senter, dan lampu darurat.
Mereka mengantre dengan sabar, menunggu giliran mengisi daya. Bagi mereka, baterai penuh bukan sekadar soal teknologi, melainkan cara untuk kembali terhubung dengan keluarga dan memastikan kabar keselamatan.
“HP saya sudah mati dua hari. Kami tidak bisa hubungi saudara sama sekali,” kata Siti (38), warga Desa Alur Cucur, dengan nada lega.
“Begitu dengar bisa ngecas di sini, rasanya seperti dapat kabar baik,” imbuhnya.
















.jpeg)



























