jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kebudayaan resmi menggelar rangkaian kegiatan bertajuk "Budaya Tempe Goes to UNESCO" di halaman kantornya di Jakarta.
Acara itu merupakan langkah strategis pemerintah untuk mendorong pengakuan dunia terhadap tempe sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia (Intangible Cultural Heritage).
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon menegaskan bahwa tempe bukan sekadar bahan pangan, melainkan simbol pengetahuan tradisional dan filosofi yang mendalam.
“Budaya tempe sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto, khususnya terkait kedaulatan pangan. Tempe adalah bagian dari tradisi pangan lokal dan nilai-nilai filosofis yang sudah mengakar di masyarakat,” ujar Fadli Zon dalam keterangan tertulisnya dikutip Senin (22/12).
Selain aspek sejarah, Fadli Zon menyoroti kontribusi besar industri tempe terhadap ekonomi kerakyatan.
Saat ini, tercatat ada sekitar 170.000 komunitas pembuat tempe dengan lebih dari 1,5 juta perajin di seluruh Indonesia.
Menurutnya, tempe memenuhi kriteria sebagai objek pemajuan kebudayaan karena mengandung ekspresi budaya yang kuat dalam proses produksinya.
“Ini adalah bagian dari ekonomi budaya. Pangan lokal mengandung ekspresi budaya (cultural expression) yang tidak bisa dipisahkan dari identitas kita,” tambahnya.










































