jpnn.com, SEMARANG - Seorang korban dalam kasus konten hasil rekayasa digital atau deepfake 'Skandal Smanse' yang menyeret guru perempuan, siswi dan alumni putri SMA Negeri 11 Semarang akhirnya angkat bicara.
Dia membeberkan tindakan cabul yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) bernama Chiko Radityatama Agung Putra, yang juga merupakan alumnus sekolah tersebut.
Korban berinisial FA (18) menceritakan bahwa kasus ini terungkap setelah seorang temannya menemukan akun X (sebelumnya Twitter) berisi unggahan cabul dengan wajah para siswi SMAN 11 Semarang.
Akun itu diketahui sudah aktif sejak 2021 dan mulai menampilkan konten vulgar pada 2023.
“Mulanya teman kami iseng dan menemukan akun berisi foto teman saya berinisial N. Setelah ditelusuri, ternyata banyak juga wajah kami di situ,” ujar FA, Kamis (23/10).
Temuan itu kemudian disebarkan ke grup alumnus perempuan SMAN 11 Semarang. Satu di antara dalam akun tersebut memperlihatkan seragam sekolah yang langsung dikenali oleh mereka.
Setelah ditelusuri lebih jauh, ditemukan bukti kuat bahwa akun tersebut milik Chiko, teman sekelas FA semasa SMA.
“Lalu, dia juga pernah unggah foto dirinya di kamar. Teman-teman mengenali kamarnya,” kata FA.






































