jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Partai Golkar Abdul Rahman Farisi merespons langkah pemerintah yang dikomandoi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam upaya serius melawan ancaman kutukan sumber daya alam (SDA).
Abdul Rahman menegaskan perjuangan yang diinisiasi pemerintah ini adalah ikhtiar besar bangsa untuk membalikkan keadaan dari sekadar negara kaya bahan mentah menjadi negara sejahtera karena mampu mengelola dan mengolahnya sendiri.
“Perjuangan melawan kutukan sumber daya adalah perjuangan untuk membalikkan kisah pilu negara kaya raya, tetapi rakyatnya tetap miskin,” tegas Abdul Rahman di Jakarta, Rabu (29/10).
Dia menyebut pandangan yang diangkat Menteri Bahlil tentang fenomena resource curse sangat penting karena menyentuh sejarah pilu negara berkembang.
Paradoks kekayaan alam yang melimpah namun justru melahirkan ketimpangan dan ketergantungan ini harus diakhiri.
“Tesis kutukan sumber daya menjelaskan bahwa negara-negara kaya SDA sering gagal memanfaatkannya untuk pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan. Banyak di antaranya jatuh dalam jebakan ekspor mentah, lemahnya tata kelola, dan tekanan kepentingan internasional,” ujar Abdul Rahman.
Oleh karena itu, Abdul Rahman menilai langkah Presiden dan Menteri Bahlil merupakan ikhtiar konkret untuk keluar dari jebakan sejarah tersebut.
Pemerintah dinilai sedang menata ulang paradigma pengelolaan sumber daya nasional dari eksploitasi jangka pendek menuju industrialisasi berkelanjutan dan pemerataan ekonomi.








































