jpnn.com - BEIJING – Pemerintah China menyatakan akan tetap melanjutkan kerja sama perdagangan dan energi dengan Rusia.
Pernyataan tersebut merespons Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengatakan akan berupaya untuk menghentikan Negeri Tirai Bambu itu membeli minyak dari Moskow.
"Kerja sama perdagangan dan energi China yang lazim dengan negara-negara lain, termasuk Rusia, adalah sah dan sesuai hukum. Apa yang telah dilakukan AS adalah intimidasi sepihak dan pemaksaan ekonomi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, Kamis (16/10).
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Perdana Menteri India Narendra Modi telah sepakat untuk menghentikan pembelian minyak dari Rusia.
Trump mengatakan bahwa selanjutnya ia akan fokus pada China supaya mereka "melakukan hal yang sama" seperti India, yaitu berhenti membeli minyak dari Rusia.
"Tindakan itu akan sangat mengganggu aturan ekonomi dan perdagangan internasional serta mengancam keamanan dan stabilitas rantai industri dan pasokan global," ungkap Lin Jian.
Posisi China terhadap krisis Ukraina, ungkap Lin Jian, bersifat objektif, adil, dan transparan.
"Dunia dapat melihat hal itu dengan jelas. Kami dengan tegas menentang AS yang mengarahkan masalah ini kepada China dan menjatuhkan sanksi sepihak yang tidak sah serta yurisdiksi jangka panjang terhadap China," tambah Lin Jian.