jpnn.com, PEKANBARU - PDI Perjuangan Provinsi Riau menggelar Konferensi Daerah dan Konferensi Cabang secara serentak di Pekanbaru, Sabtu (22/11). Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, dalam pidato pembukaannya, menegaskan komitmen partai untuk mengusung kembali visi geopolitik Soekarno tentang Indonesia sebagai "Bangsa Samudra" sebagai haluan pembangunan Riau.
"Kita bukan bangsa kontinental. Kita adalah bangsa kelautan, bangsa samudra raya, yang menjadikan laut sebagai halaman depan kita. Cara pandang ke daratan berdampak pada kerusakan hutan-hutan,” tegas Hasto di hadapan seluruh kader.
Hasto menjelaskan bahwa visi ini penting untuk membenahi orientasi pembangunan yang dinilainya telah "diputar-balik" menjadi berbasis daratan sejak era Orde Baru. Ia menekankan bahwa Riau, dengan Selat Malaka-nya, memegang posisi strategis secara global.
"Yang seharusnya menjadi pusat pembangunan di Riau adalah menatap masa depan di Selat Malaka itu," serunya.
Hasto mengutip data bahwa 80 persen minyak dunia melewati selat tersebut, menjadikannya titik kunci perdagangan global. "Suatu wilayah yang begitu strategis di dalam sistem perdagangan global," ujarnya.
Visi "Bangsa Samudra" ini disebut Hasto sebagai pesan langsung dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Tujuannya adalah menggeser narasi pembangunan Riau dari berbasis ekstraktif di pedalaman menuju ekonomi maritim yang berkelanjutan. Visi ini juga terkait erat dengan pesan Megawati untuk merawat lingkungan, mengingat kondisi hutan Riau yang dinilai "sungguh merana" akibat eksploitasi.
"Ibu Mega mengingatkan, rawatlah Pertiwi, rawatlah sungai-sungai. Sebab sejarah mencatat bagaimana peradaban di Riau dibangun melalui jalur sungai," kata Hasto. Ia merujuk pada empat sungai besar Riau; Siak, Kampar, Rokan, dan Indragiri, serta berkomitmen untuk tidak menjadikan laut dan sungai sebagai halaman belakang.
Senada dengan Hasto, Ketua DPD PDIP Riau Zukri menegaskan bahwa kemenangan elektoral partai harus diikuti dengan komitmen moral. "Politik adalah alat untuk menyejahterakan rakyat. Kekuasaan yang dipercayakan rakyat Riau harus dikelola dengan rendah hati dan berjiwa kerakyatan," imbuh Zukri.







































