jpnn.com, GRESIK - Anggota DPD RI Dr Lia Istifhama berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan inklusif yang layak bagi seluruh anak berkebutuhan khusus.
Dalam kunjungan kerja di SDN 13 Gresik, Ning Lia sapaan akrab Lia Istifhama menegaskan inklusivitas pendidikan adalah tujuan bersama, sementara pemenuhan hak-hak anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan kewajiban negara.
Menurut Senator asli Jatim tersebut, problem utama pendidikan inklusi di Indonesia saat ini terletak pada ketimpangan dukungan anggaran.
Pemerintah memberikan skema pendanaan BOS yang berbeda antara Sekolah Luar Biasa (SLB) dan sekolah inklusi.
Padahal, sekolah inklusi menjalankan dua model layanan sekaligus: pendidikan reguler dan pendidikan khusus.
Situasi ini tampak jelas di SDN 13 Gresik. Di wilayah dengan populasi sekitar 4.000 jiwa, terdapat banyak anak berkebutuhan khusus yang membutuhkan layanan inklusi.
Namun, sekolah hanya dapat menerima lima siswa baru ABK setiap tahun.
“Kenapa hanya lima? Karena keterbatasan anggaran. Ini menjadi problem sosial yang nyata,” ujar putri KH Maskur Hasyim, tokoh NU Jatim tersebut.







































