jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi meninjau pelaksanaan gerakan pangan murah (GPM) di Kantor Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Senin (7/7).
Gerakan tersebut merupakan intervensi dari Pemprov Jateng untuk merespons kenaikan harga beberapa bahan pokok, sekaligus menjaga keterjangkauan harga beli masyarakat.
Selain Purworejo, kegiatan serupa juga digelar di sepuluh kabupaten/kota lainnya. Terutama daerah dengan harga komoditas beras dan minyak goreng yang terpantau tinggi.
"Tahap awal ini di sebelas kabupaten/kota, kerja sama dengan JTAB, Bulog, dengan Muspida,” kata Gubernur Luthfi di lokasi.
Kegiatan ini, lanjut dia, untuk melakukan penetrasi harga agar tidak terjadi kelangkaan dan fluktuasi harga yang terlalu tinggi di masyarakat. Sebab, tinggi harga pokok bisa berpotensi mempengaruhi inflasi.
Intervensi yang dilakukan Pemprov Jateng dalam kegiatan tersebut berupa subsidi harga bahan pokok dengan nilai total Rp 40 juta, dengan perkiraan omzet sebesar Rp 300 juta.
GPM ini dilaksanakan dengan melibatkan para pelaku usaha pangan (BUMN, BUMD, gapoktan/poktan/ pelaku usaha pangan lainnya), sehingga mendapatkan harga dasar dan memotong panjangnya rantai distribusi untuk sampai tangan konsumen.
Komoditas yang dijual dalam GPM antara lain beras sebanyak 10 ton, harga normal Rp13.500/kg, disubsidi Rp2.500/kg menjadi Rp11.000/kg; minyak goreng 2.000 liter, harga normal Rp18.000/liter, disubsidi Rp4.000/liter, menjadi Rp14.000/liter; telur ayam ras 1 ton, harga normal Rp28.000/kg, disalurkan dengan harga Rp24.000/kg.