jpnn.com, JAKARTA - Anggota Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) Karyanto Wibowo mengatakan industri AMDK menghadapi sejumlah tantangan yang cukup kompleks, terutama regulasi pembatasan kemasan plastik di beberapa daerah.
Menurut Karyanto, hal itu berpotensi mengganggu operasional pabrik serta mengurangi pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja.
Adapun isu lingkungan terkait pengambilan air tanah juga menimbulkan persepsi negatif di masyarakat, meskipun perusahaan telah mematuhi regulasi dan studi ilmiah.
“Tantangan lain adalah biaya produksi yang tinggi akibat kenaikan harga bahan baku dan energi, serta persaingan ketat antar merek yang menekan margin keuntungan,” ungkap Karyanto.
Karenanya, dia menegaskan industri AMDK harus beradaptasi dengan tuntutan keberlanjutan melalui pengurangan plastik sekali pakai dan penerapan ekonomi sirkular.
Karyanto menjelaskan transformasi digital menuju Industri 4.0 juga menjadi keharusan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Selain itu, meningkatnya permintaan produk halal dan berkualitas tinggi menuntut kepatuhan terhadap standar SNI dan sertifikasi halal. “Semua ini menuntut inovasi, investasi, dan kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat,” ujarnya.
Karyanto berharap sosok pimpinan Aspadin ke depan juga harus merupakan figur yang memiliki integritas tinggi, menjunjung prinsip transparansi, keadilan, dan demokrasi dalam organisasi.
Menurutnya, pemimpin harus mampu merangkul seluruh anggota dari berbagai daerah, tidak hanya terpusat di satu wilayah, serta memastikan keterwakilan dan partisipasi yang adil bagi semua anggota.








































