jpnn.com - Komisaris PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Arief Poyuono bicara tentang peluang Indonesia untuk berjaya di bidang maritim.
Dikutip dari opininya berjudul "Menghidupkan Kembali Malaka: Jalan Indonesia Menuju Kejayaan Maritim Dunia", Arief optimistis peluang Indonesia berjaya di sektor maritim dapat diwujudkan.
Dia lantas mengutip ungkapan klasik para pelaut abad ke-15 yang berbunyi "Barang siapa menguasai Malaka, ia memegang leher dunia".
"Ungkapan itu menggambarkan betapa strategisnya Selat Malaka dalam sejarah global. Jalur sempit sepanjang 800 kilometer itu bukan sekadar perairan antara Sumatra dan Semenanjung Malaysia, melainkan urat nadi perdagangan dunia dari Samudra Hindia ke Laut Tiongkok Selatan," ungkap Arief dalam opininya di JPNN.com, Selasa (11/11/2025).
Menurut dia, di masa lalu, Kesultanan Malaka menjadikan Selat Malaka pusat ekonomi, politik, dan peradaban maritim. Di masa kini, Indonesia memiliki peluang yang sama -bahkan lebih besar- untuk mengembalikan kejayaan itu dalam wujud revitalisasi strategis Selat Malaka sebagai poros maritim modern Nusantara.
Lima abad lalu, katanya, di bawah kepemimpinan Sultan Muzaffar Syah dan Sultan Mansur Syah, Malaka menjelma menjadi simpul pelayaran internasional. Menurut sejarawan M.C. Ricklefs, Kesultanan Malaka adalah "contoh paling murni dari negara pelabuhan transito Indonesia."
"Malaka tidak memiliki sumber daya besar, tetapi memiliki kecerdasan geopolitik, di mana ia mengonversi letak geografisnya menjadi kekuatan ekonomi," ujar Arief.
Sementara itu, Ismail Fajrie Alatas menulis bahwa Malaka "kedudukan Malaka pada masanya telah merevisi sistem pelayaran kuno dengan meringkas jarak pelayaran antar-wilayah, menjadi terpusat hanya pada dirinya. Inilah kunci kemajuan Kesultanan Malaka pada masa itu".







































