jpnn.com, SURABAYA - Pemanfaatan kewirausahaan dengan kecerdasan buatan (AI) bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan untuk bertahan dan unggul di era digital.
Pengusaha yang mengadopsi AI lebih cepat akan memiliki daya saing tinggi dan mampu menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan.
Hal ini mengemuka dalam workshop inkubator bisnis Launch Pad yang digelar Western Sydney University Indonesia bertajuk 'Side Hustle: Zero to 100 with AI'.
Kegiatan ini dirancang untuk membantu mahasiswa dan profesional muda membangun side hustle atau pekerjaan sampingan yang menguntungkan dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
“Perbedaan antara mereka yang berhasil dan yang tidak adalah ketangguhan. Di era serbainstan, ketekunan dan kesabaran menjadi semakin penting,” ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Selasa (18/11).
Emil menekankan pentingnya menggabungkan kewirausahaan dengan teknologi AI.
Menurutnya, AI mampu mempercepat perjalanan founder tahap awal dan meningkatkan produktivitas, namun ketangguhan tetap menjadi kunci sukses.
Dengan tingginya semangat wirausaha di Indonesia, generasi muda diharapkan dapat memaksimalkan potensi kewirausahaan mereka dan menggunakan AI untuk mengubah ide menjadi peluang usaha yang menghasilkan.







































