jpnn.com, JAKARTA - Arus misinformasi di media sosial masih menjadi tantangan besar yang mengancam keberhasilan program imunisasi anak di Indonesia.
Informasi yang tidak akurat dan menyesatkan seringkali menyebar luas, menciptakan keraguan di kalangan masyarakat dan berpotensi menghambat upaya perlindungan kesehatan anak secara optimal.
Guna mengatasi persoalan krusial itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menegaskan komitmennya untuk membangun narasi positif dan memperkuat literasi kesehatan di tengah masyarakat.
Sebagai bagian dari strategi komprehensif tersebut, Kementerian Kesehatan bersama dengan Global Health Strategies (GHS), serta para mitra kesehatan nasional dan daerah, baru-baru ini menyelenggarakan Pertemuan Diseminasi Nasional VaxSocial.
Acara tersebut berlangsung di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, dengan mengusung tema "Dari Tagar Menjadi Sadar: Mengubah Percakapan Menjadi Perlindungan."
"Arus misinformasi di media sosial masih menjadi tantangan besar bagi imunisasi di Indonesia. Melalui VaxSocial kami berupaya membangun narasi positif, memperkuat literasi kesehatan, dan memberdayakan masyarakat agar lebih percaya diri dalam melindungi anak-anak melalui imunisasi," ujar Direktur Imunisasi, Kementerian Kesehatan, Prima Yosephine Berliana Tumiur Hutapea di Jakarta, Senin (25/8).
Program VaxSocial sendiri telah berjalan sejak 2024 di empat provinsi di Indonesia, meliputi Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Utara.
Adapun keempat provinsi tersebut menjadi pilot project untuk menguji efektivitas pendekatan VaxSocial.