jateng.jpnn.com, JAKARTA - Kabar kurang sedap datang jelang pembukaan musim baru Super League, kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia. FIFA secara resmi belum memberikan izin untuk kehadiran suporter tim tamu di stadion. Alasannya ulah sebagian oknum suporter Persib Bandung saat laga pemungkas Liga 1 (sekaran Super League) musim lalu.
Direktur Utama I.League Ferry Paulus mengungkapkan keputusan FIFA ini tak lepas dari insiden kericuhan flare dan invasi lapangan saat laga Persib kontra Persis Solo di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), 24 Mei. Laga itu turut disaksikan langsung oleh delegasi FIFA.
“Pertandingan itu disaksikan oleh delegasi FIFA di penutupan liga. Bahkan rumput dihancurkan dan lainnya. Bukan hanya flare, suporter juga turun ke lapangan. Ini mengganggu semuanya yang di tribun,” ungkap Ferry di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (6/8).
Sempat menjadi momen manis bagi Persib yang meraih gelar back-to-back champion, laga terakhir itu justru berubah jadi tontonan muram.
Flare dan petasan menyelimuti stadion, laga terpaksa dihentikan dua kali, hingga membuat wasit Rio Permana Putra tak bisa melanjutkan pertandingan karena lapangan tertutup asap.
Pelatih Bojan Hodak dan para pemain sempat memohon kepada suporter agar menghentikan aksi tersebut. Namun, permintaan itu tak digubris. Puncaknya, ribuan suporter turun ke lapangan, merusak fasilitas, dan membuat seremoni juara tertunda.
Ferry menjelaskan sebenarnya FIFA sudah memberikan lampu hijau untuk kehadiran suporter away musim depan. Bahkan, komunikasi dengan pihak kepolisian juga berjalan lancar. Namun, semua sirna hanya dalam satu malam.
“Sebenarnya sebelum penutupan, FIFA sudah beri sinyal positif. Namun, setelah kejadian itu, kami tidak bisa melanjutkan rencana kehadiran suporter tamu,” ujarnya.