Soal Insentif Mobil Listrik Impor, Praktisi UI: Setop! Honeymoon-nya Sudah Cukup

3 weeks ago 20

 Setop! Honeymoon-nya Sudah Cukup

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Mobil listrik BYD Sealion 7 yang masih diimpor utuh masuk ke Indonesia. Foto: BYD

jpnn.com, JAKARTA - Praktisi Otomotif dan Peneliti LPEM dari Universitas Indonesia Riyanto meminta pemerintah untuk tidak lagi memperpanjang insentif mobil listrik (BEV) impor CBU.

Subsidi BEV skema CBU (impor utuh) untuk tes pasar yang mendapatkan insentif bea masuk (BM) nol persen dari seharusnya 50 persen dan PPnBM nol persen dari seharusnya 15 persen, akan berakhir pada 31 Desember 2025.

"Saya sendiri berkesimpulan insentif BEV dengan skema impor utuh tidak perlu diperpanjang lagi setelah 31 Desember mendatang," ungkap Riyanto dalam acara diskusi bertema "Polemik Insentif BEV Impor", di Kemenperin, Jakarta, Senin (25/8).

Riyanto tidak menampik insentif BEV Impor CBU memang mampu mendorong penjualan mobil Listrik pada 2024 dan 2025.

"Kalau dilihat dari data, pangsa pasarnya dari 4,99 persen (43 ribuan unit) pada 2024 terus melonjak ke 9,57 persen pada 2025," kata dia.

Dari situ tampak uji pasar BEV (mobil listrik berbasis baterai murni) berhasil.

Keberhasilan itu tentu didorong dari insentif fiskal yang diberikan pemerintah.

Namun, lanjut Riyanto, masa honeymoon dengan BEV impor CBU sudah waktunya disetop.

Praktisi Otomotif dan Peneliti LPEM dari Universitas Indonesia Riyanto meminta pemerintah untuk tidak lagi memperpanjang insentif mobil listrik (BEV) impor CBU

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |