jpnn.com - Sudah seminggu saya amati: banyak tuduhan proyek kereta cepat di-markup. Tuduhan itu luar biasa nyaringnya. Akan tetapi dasar yang mereka pakai menuduh hanya satu: dinilai lebih mahal dari proyek serupa di Tiongkok sendiri.
Setiap kali membaca pernyataan ada markup saya berharap yang membuat pernyataan menyertakan sedikit rincian: di bagian mana markup dilakukan. Semua hanya mendasarkan pada "jauh lebih mahal dari nilai proyek serupa di Tiongkok".
Kereta Cepat Whoosh. Foto: dok. PT KCIC
Jadi, adalah markup?
Tuduhan lain adalah: janjinya tidak pakai APBN. Ternyata pakai APBN. Yang berjanji itu Presiden Jokowi.
Akan tetapi "janji" adalah "janji". Bukan program. "Janji" ada di mulut. "Program" jadi dokumen.
Saya sering membedakan antara "janji" dan "program". Janji lebih personal. Menjadi utang. Harus dibayar. Harus ditepati.
Program punya kemungkinan meleset. Program ditetapkan berdasar asumsi parameter, padahal asumsi bisa berubah -misalnya asumsi harga tanah.