jpnn.com, JAKARTA - Peraih medali emas Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat Nasional bidang Matematika, Muhammad Radihtya Naufal punya kisah menarik tentang kegigihan, doa, dan sebuah ekosistem pendidikan unik yang dibangun oleh SD Islam Az Zahra.
Keberhasilan ini tidak hanya mengharumkan nama Lampung di kancah nasional, tetapi juga menjadi bukti nyata bagaimana sekolah ini layak menyandang predikat sebagai salah satu SD Islam terbaik di Lampung.
Kepala Sekolah SD Islam Az Zahra, Iqbal Hafidz Hakim, menyampaikan budaya "Sekolah Juara' bukanlah sekadar slogan. Ini adalah sebuah sistem yang membentuk mentalitas siswa, baik di dalam maupun di luar arena kompetisi.
"Kami selalu menekankan kepada anak-anak, menjadi juara itu bukan hanya soal menang atau kalah. Ini tentang proses memberikan penampilan terbaik saat di panggung, dan menjadi suporter terbaik saat menjadi penonton," ujar Abi Iqbal, sapaan akrabnya dalam pernyataannya kepada media, Senin (25/8).
Ketika menang, lanjutnya, mereka belajar menjadi inspirasi. Ketika kalah, mereka belajar tentang hikmah dan cara memberikan selamat kepada yang menang. Itulah karakter juara sejati.
Dia mengungkapkan rahasia hingga SD Islam Az Zahra secara konsisten melahirkan para juara. Kuncinya terletak pada program unggulan yang mereka rancang, salah satunya adalah "Kelas Olimpiade"
Program ini bukan sekadar kelas tambahan, melainkan sebuah program inkubasi intensif bagi siswa-siswi yang menunjukkan potensi luar biasa di bidang sains dan matematika.
Di dalam kelas inilah para talenta muda digembleng, diasah kemampuan berpikir kritis dan analitisnya oleh para guru pembimbing yang berdedikasi.