jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat terus melakukan berbagai upaya untuk menarik investor di wilayahnya. Salah satunya melalui kebijakan-kebijakan strategis yang dilakukan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Adapun upaya dan kebijakan menciptakan kenyamanan bagi investor yang dilakukan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mulai berbuah manis pada triwulan III/2025 ini.
Dalam laporan realisasi investasi pada Triwulan III 2025 yang dilansir Menteri Investasi Rosan Roeslani, Jumat (17/10/2025), Jawa Barat masih menjadi motor.
Realisasi menunjukkan dominasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan porsi 56,9% atau senilai Rp 279,4 triliun. Realisasi PMDN lebih besar dari Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai Rp 212,0 triliun atau 43,1%dari total investasi.
Jawa Barat masih duduk sebagai provinsi dengan realisasi investasi tertinggi sebesar Rp 77,1 triliun. Disusul DKI Jakarta (Rp 63,3 triliun), Sulawesi tengah (Rp 33,4 triliun), Banten (Rp 30,8 triliun), dan Jawa Timur (Rp 30,4 triliun).
Jawa Barat mencatat investasi PMDN tertinggi dengan Rp 41,8 triliun atau 15% dari total, diikuti DKI Jakarta sebesar Rp 40,8 triliun (14,6%) dan Kalimantan Timur Rp 23,5 triliun (8,4%).
Pada realisasi PMA, Jawa Barat menjadi primadona investasi asing dengan capaian USD 2,2 miliar (16,7 persen). Posisi berikutnya diisi Sulawesi Tengah dengan nilai USD 2 miliar (14,8 persen), DKI Jakarta USD 1,4 miliar (10, 6 persen), Maluku Utara USD 1 miliar (7,3 persen), dan Banten USD 0,8 miliar (5,7 persen).
Secara keseluruhan, realisasi investasi pada periode Triwulan III 2025 menyentuh angka Rp 491,4 triliun. Secara year on year (yoy), pertumbuhan mencapai 13,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2024.