jpnn.com, PEKANBARU - Konflik sosial akibat pengelolaan lahan perkebunan sawit melalui skema kerja sama operasi (KSO) kembali mencuat di Provinsi Riau.
Bentrokan antara kelompok masyarakat dan pihak pengelola KSO di Kabupaten Bengkalis, bahkan berujung korban luka dan kerusakan kendaraan.
Menyikapi situasi tersebut, Polda Riau menyiapkan strategi komprehensif untuk mencegah konflik serupa meluas.
Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan menegaskan konflik KSO sawit bukan persoalan insidental, melainkan pola berulang yang kerap muncul akibat lemahnya komunikasi antara perusahaan pemegang KSO dengan petani lokal atau koperasi pengelola lama.
Menurut Herry, pendekatan keamanan semata tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Secara kualitas hampir semua konflik ini sama, yaitu benturan antara penerima KSO dengan masyarakat atau koperasi lama. Karena itu, penyelesaiannya harus menyentuh akar masalah, bukan hanya penindakan,” ujar Herry Heryawan dalam Rilis Akhir Tahun di Mapolda Riau, Minggu (28/12).
Sebagai langkah strategis, Kapolda Riau telah melakukan pertemuan intensif dengan manajemen PT Agrinas guna membahas solusi jangka panjang.
Dalam pertemuan tersebut, Polda Riau mendorong pembentukan kelompok kerja (Pokja) lintas sektor yang melibatkan Forkopimda, perusahaan, dan perwakilan masyarakat sebagai forum komunikasi dan penyelesaian konflik.












































