jpnn.com, JAKARTA - Alumnus Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 50 Tahun 2013 Lemhannas RI, Prasetyo Nurhardjanto mengaku prihatin atas peristiwa yang terjadi selama berlangsungnya Musyawarah Nasional (Munas) Ke-5 Ikatan Keluarga Alumni (IKAL) Lemhannas.
Saat itu Munas yang berlangsung di Gedung Dwiwarna Lemhannas RI Jakarta, pada Sabtu (23/8) diwarnai perdebatan panjang.
Salah satunya terkait Ikatan Keluarga Alumni Kebangsaan Lemhannas (Ikabnas) memiliki 10 suara dalam pemilihan ketua umum, padahal belum diatur dalam AD/ART yang berlaku.
Akibatnya, Munas berakhir deadlock sebelum masuk tahapan sidang paripurna IV pemilihan ketua umum.
“Seharusnya semua pihak mengikuti proses Munas dengan penuh tanggung jawab. Sidang yang telah diskors seharusnya dimulai lagi oleh pimpinan sidang yang menskors, bukan pimpinan sidang baru,” kata Prasetyo dalam pernyataannya kepada media, Senin (25/8).
Prasetyo mengungkapkan, IKAL Lemhannas sebagai organisasi yang menjadi rumah besar tempat berkumpul para alumni dari lembaga yang sangat prestisius, seharusnya para anggotanya dapat menahan diri untuk menjaga nama baik, solidaritas, dan marwah organisasi.
“Marilah kita lanjutkan Munas ke-5 IKAL Lemhannas dengan dijiwai semangat persatuan dan kesatuan demi peran IKAL Lemhannas yang lebih berdampak batin bangsa dan negara,” kata Prasetyo.
Sebelumnya diberitakan, Marsekal Madya TNI (Purn) Daryatmo yang dipercayakan sebagai pemimpin sementara Munas ke-5 IKAL Lemhannas, menyatakan bahwa Munas ke-5 IKAL Lemhannas ditunda berdasarkan hasil konsultasi pimpinan sementara Munas ke-5 IKAL dan Ketua Umum IKAL Lemhannas, periode 2020-2025 Agum Gumelar, serta para kandidat.