Perdagangan Daging Anjing Marak, Dogmeat Free Indonesia Ingatkan Bahaya Rabies  

7 hours ago 5

Perdagangan Daging Anjing Marak, Dogmeat Free Indonesia Ingatkan Bahaya Rabies  

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Anjing-anjing dikerangkeng di Festival Daging Anjing Yulin, Tiongkok. Foto: SCMP

jpnn.com, PEKANBARU - Koalisi Dogmeat Free Indonesia (DFI) menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap maraknya perdagangan dan konsumsi daging anjing di Kota Pekanbaru.

Akhir-akhir ini kerap viral terkait pengepulan anjing dan penjualan daging anjing di wilayah Pekanbaru.

Bahkan, hal itu dikaitkan dengan 9 orang masyarakat Pekanbaru yang diserang oleh anjing rabies.

Praktik tersebut dinilai membahayakan kesehatan masyarakat karena anjing berpotensi tinggi sebagai penyebar virus rabies, sementara Pekanbaru sendiri masih berstatus daerah belum bebas rabies.

Mustika Purnomo, perwakilan tim investasi lapangan Koalisi Dogmeat Free Indonesia menegaskan bahwa penjualan daging anjing merupakan praktik ilegal karena tidak termasuk dalam kategori pangan sesuai undang-undang peternakan dan pangan. “Penjual hanya mementingkan keuntungan pribadi tanpa memikirkan risiko besar yang akan ditanggung masyarakat,” kata Mustika kepada JPNN.com Minggu (7/9).

Menurut investigasi tim DFI, anjing yang diperdagangkan tidak memiliki bukti kesehatan maupun lisensi resmi.

Proses penjagalan juga dilakukan di lingkungan pemukiman tanpa standar higienis.

Kondisi ini dikhawatirkan dapat memicu penularan rabies tidak hanya kepada konsumen, tetapi juga warga sekitar yang berpotensi terpapar melalui limbah maupun kontak dengan penjagal.

Akhir-akhir ini kerap viral terkait pengepulan anjing dan penjualan daging anjing di wilayah Pekanbaru.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |