jpnn.com, JAKARTA - Pemerhati kebijakan publik dan praktisi ketahanan energi Feiral Rizky Batubara mengatakan implementasi Environmental, Social and Governance (ESG) merupakan kesepakatan semua negara yang harus ditaati, salah satunya di sektor pertambangan sebagai penyumbang perekonomian negara.
"Salah satunya tata kelola pertambangan yang baik, penerapan AMDAL, dampak sosial, hingga penyelenggaraan bisnisnya. Oleh karena itu ada jaminan reklamasi dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) jangan sampai penambang nakal dan setelahnya ditinggalkan yang akhirnya membuat masyarakat merugi," kata Feiral dikutip, Kamis (7/8).
Feiral menjelaskan semua perusahaan pertambangan dalam menjalankan bisnis operasionalnya diwajibkan untuk mengimplementasikan ESG secara baik. Ia pun menyebut di antaranya PT Vale Indonesia (PTVI), Antam, PT Freeport Indonesia, PT Timah, dan lainnya.
"PT Vale Indonesia adalah salah satu perusahaan yang paling bagus menerapkan ESG," puji Feiral dalam menilai kinerja perusahaan nikel yang kini sebagian sahamnya sudah dimiliki oleh pemerintah Indonesia ini.
Feiral pun meyakini adanya pergantian Direksi dan Komisaris PTVI akan mampu meneruskan penerapan kaidah pertambangan yang baik.
"Vale itu sudah bagus. Saya kira manajemen yang baru dengan pemimpin Bernadus (Irmanto) akan melakukan penambangan dengan good mining process. Nama-nama premium dan baik di dunia pertambangan," kata pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Tetap Perencanaan Pengembangan Energi Baru Terbarukan KADIN Indonesia ini.
Nikel Masih Prospektif
Lebih jauh Feiral menilai nikel hingga kini masih memiliki prospek yang baik ke depan, meski tidak sebombastis sebelumnya.