jpnn.com, JAKARTA - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid telah bersiap untuk menghadapi oknum mafia tanah yang disinyalir bakal merebut tanah masyarakat pascabanjir bandang di Pulau Sumatra.
Nusron Wahid mengaku mendapatkan informasi terdapat 65 ribu hektare lahan sawah yang terkena lumpur. Nah, di momen itu mafia tanah diduga bakal beraksi.
"Berarti ada potensi sawah itu menjadi (tanah) musnah. Kalau sawah itu musnah, maka pasti akan ada oknum-oknum mafia tanah yang mengklaim dan pasti batas-batas tanahnya juga hilang," ujar Nusron di Jakarta, Senin (8/11).
Kendati demikian, politikus Partai Golkar ini menuturkan, meskipun sawah dan lahan telah berubah, tetapi jika telah disertifikatkan maka dipastikan aman.
Sebab menurut Nusron, masih terdapat tapal batas lahan tersebut dalam data spasial Kementerian ATR/BPN.
"Kalau kebetulan mereka sudah disertifikatkan aman. Karena masih ada tapal batasnya di data spasial kita. Tapi yang belum didaftarkan ini agak sulit," kata Nusron.
Sebelumnya Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan percepatan penanganan 40 ribu hektare sawah terdampak banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumut dan Sumbar melalui bantuan benih, pupuk, alat mesin pertanian, serta dukungan lapangan untuk memulihkan produksi pangan nasional.
Amran menegaskan skema pemulihan dilakukan menyeluruh, mulai dari rekonstruksi sawah yang hilang, pemberian bantuan benih dan alat mesin pertanian (alsintan) hingga penanaman ulang sampai lahan siap diserahterimakan kepada pemiliknya.











































