Pemerintah Klaim Fenomena Rojali dan Rohana Tak Sesuai Fakta

1 month ago 33

Pemerintah Klaim Fenomena Rojali dan Rohana Tak Sesuai Fakta

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Munculnya rojali dan rohana itu karena adanya ketidakpastian ekonomi. Foto: ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka suaea terkait fenomena rohana (rombongan hanya nanya) dan rojali (rombongan jarang beli).

Menurut Airlangga, rohana dan rojali selalu dikaitkan dengan pelemahan daya beli masyarakat yang menurun. Tetapi faktanya tidak, sehingga rojali dan rohana fenomena yang terlalu dibesar-besarkan saja.

“(Data transaksi belanja serta pendapatan dan laba ritel) ini menunjukkan bahwa terkait dengan isu rohana dan rojali ini, ini isu yang ditiup-tiup (dibesar-besarkan), jadi faktanya berbeda. Tentu (data) ini yang harus dilihat,” ujar Airlangga dikutip Jumat (8/8).

Airlangga menuturkan, data transaksi online shopping atau belanja daring saat ini terus meningkat, sehingga menunjukkan tidak ada pelemahan daya beli di tengah masyarakat.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), transaksi di online di marketplace jumlahnya meningkat sebanyak 7,55 persen secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) pada triwulan II 2025.

“Retail dan marketplace tumbuhnya quarter-to-quarter adalah 7,55 persen,” kata Airlangga.

Peningkatan tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia yang mampu tumbuh 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan II 2025.

Meskipun demikian, ia tidak menyebutkan berapa transaksi yang tercatat pada triwulan I dan triwulan II tahun ini.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka suaea terkait fenomena rohana (rombongan hanya nanya) dan rojali (rombongan jarang beli)

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |