Pemerhati Kesehatan Dorong Pariwisata di Bali Bebas Asap & TAR

4 hours ago 18

Pemerhati Kesehatan Dorong Pariwisata di Bali Bebas Asap & TAR

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Perokok (Ilustrasi). Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, BALI - Praktisi sekaligus pemerhati kesehatan dr. Tri Budhi Baskara melihat isu kesehatan publik di sektor pariwisata semakin relevan untuk dibahas, termasuk kebiasaan merokok di kalangan wisatawan.

“Tantangan kesehatan publik yang perlu kita perhatikan, salah satunya adalah kebiasaan merokok di kalangan wisatawan. Salah satu upaya yang kita bisa lakukan adalah menerapkan konsep pengurangan risiko pada kebiasaan merokok,” ujar dr. Tri Budhi dalam acara SAPA Bali 2025 di Denpasar.

“Wisatawan yang saya temui di klinik memiliki latar belakang kesehatan dan kebiasaan yang beragam. Ada yang punya riwayat kebiasaan merokok dan sulit berhenti, tetapi mereka berwisata ke Bali untuk mencari ‘wellness’ dan ‘mindfulness’. Dengan edukasi yang tepat, mereka bisa diarahkan untuk memilih opsi yang lebih baik,” jelas dr. Tri Budhi.

Kementerian Kesehatan RI turut menyoroti pentingnya pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, termasuk dari kebiasaan merokok.

Pendekatan pengurangan risiko dinilai bisa menjadi bagian dari solusi, dengan memberikan pilihan bagi perokok dewasa untuk beralih ke produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik (vape), produk tembakau yang dipanaskan dan kantung nikotin.

Produk-produk ini menjadi pilihan alternatif bagi mereka yang belum bisa berhenti merokok sepenuhnya, tanpa adanya asap dan TAR yang merupakan faktor risiko utama dari perilaku merokok.

dr. Tri Budhi bersama pemerhati kesehatan lainnya juga mendorong agar sektor pariwisata Bali semakin mengedepankan pendekatan wellness melalui kebijakan yang inklusif dan kolaboratif.

Beberapa gagasan yang diusulkan antara lain penyediaan zona khusus merokok yang berbeda untuk pengguna produk tembakau alternatif, edukasi kepada pelaku wisata tentang perbedaan antara rokok konvensional dan alternatif, serta kolaborasi lintas sektor untuk memastikan produk yang beredar sesuai dengan ketentuan hukum dan standar keamanan.

Pemerhati kesehatan lainnya juga mendorong agar sektor pariwisata Bali semakin mengedepankan pendekatan wellness melalui kebijakan yang inklusif dan kolaboratif

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |