jpnn.com - ISTANBUL - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menolak rencana Israel yang akan sepenuhnya menduduki Jalur Gaza.
OKI bahkan menyerukan tekanan internasional terhadap Israel untuk menghentikan tindakan terhadap warga Palestina di wilayah tersebut.
Dalam pernyataan akhir setelah pertemuan darurat tingkat menteri di Jeddah, Arab Saudi, OKI mengecam keras rencana Israel “untuk memberlakukan pendudukan penuh dan kontrol militer atas Jalur Gaza”, serta menolak “segala skema, apa pun bentuknya, yang bertujuan untuk secara paksa mengusir rakyat Palestina.”
OKI menyatakan Israel bertanggung jawab penuh dengan perang yang sedang berlangsung dan atas pengabaian yang disengaja terhadap inisiatif perdamaian karena menolak proposal gencatan senjata terbaru untuk Gaza yang telah diterima Hamas.
“Proposal tersebut kemungkinan akan menghasilkan kesepakatan penting dan krusial untuk membebaskan para sandera dan tahanan, mencapai gencatan senjata, serta memastikan masuknya bantuan kemanusiaan mendesak secara efektif untuk mengatasi bencana kemanusiaan di Gaza,” bunyi pernyataan tersebut.
OKI menolak pernyataan terbaru Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu mengenai konsep “Israel Raya” sebagai perpanjangan dari retorika ekstremis, hasutan, dan agresi terhadap kedaulatan negara-negara lain, serta sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional dan Piagam PBB.
“Israel Raya” merupakan istilah yang digunakan dalam politik Israel yang merujuk pada perluasan wilayah Israel untuk mencakup Tepi Barat, Gaza, Dataran Tinggi Golan di Suriah, Semenanjung Sinai di Mesir, dan sebagian wilayah Yordania.
OKI menuduh Israel merusak solusi dua negara dengan menyetujui proyek permukiman besar bernama E1, yang memisahkan wilayah Tepi Barat yang diduduki menjadi dua bagian dan mengisolasi Yerusalem Timur yang diduduki.