jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Fitriani Dwi Kurniasih atau yang lebih dikenal dengan Fitri DK menggelar pameran seni bertajuk Nyawiji Ibu Bumi di Rumah Seni Cemeti Yogyakarta yang berlangsung dua bulan sejak Juni hingga Agustus 2025.
Nyawiji Ibu Bumi adalah pameran yang dibuat untuk mengenang perjuangan warga Kendeng, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, saat menghadang pembangun pabrik semen di desa mereka.
Dalam pameran ini, Fitri DK menghadirkan beragam karya seni mulai dari cukil kayu, batik, gerabah, hingga dokumentasi lagu-lagu yang semuanya berkisah tentang perjuangan para petani Kendeng.
“Saya memilih batik sebagai medium utama karena batik adalah pakaian sehari-hari masyarakat Kendeng. Batik bukan hanya seni, tetapi alat perlawanan yang mereka gunakan dalam aktivitas harian dan acara resmi,” kata Fitri saat diskusi yang berlangsung berbarengan dengan pameran, Kamis (7/8).
Fitri mengatakan perjumpaannya dengan warga Kendeng bermula pada 2009, saat para petani Kendeng konsisten menolak rencana tambang oleh PT Semen Indonesia.
Para petani Kendeng menolak pembangun pabrik semen karena mereka yakin aktivitas tambang akan merusak kelestarian lingkungan dan mengancam sumber mata air mereka.
Pameran seni rupa Nyawiji Ibu Bumi dari seniman Fitri DK. Foto: Januardi/JPNN
Fitri menegaskan bahwa apa yang dia lakukan lebih dari sekadar pameran, tetapi manifestasi solidaritas yang kuat antara seniman dan warga Kendeng dalam memperjuangkan kelestarian bumi dari ancaman kerusakan lingkungan.