jatim.jpnn.com, BATU - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong guru-guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jatim terus menjaga produktivitas di tengah tantangan dunia usaha, dunia industri dan kerja (DUDIKA) yang kian dinamis serta kemajuan teknologi yang semakin kompleks.
Hal itu disampaikan Khofifah saat membuka Forum Peningkatan Kompetensi Guru SMK yang digelar Dinas Pendidikan Jawa Timur di Kota Batu, Senin (21/4). Sebanyak 120 guru SMK dari berbagai daerah hadir dalam forum tersebut.
“Dunia DUDIKA bergerak sangat cepat, dan tantangannya makin kompleks. Maka guru harus tetap produktif melalui program-program yang inovatif dan kreatif,” ujar Khofifah.
Menurutnya, peningkatan kompetensi guru sangat penting agar mampu menjawab kebutuhan industri modern. Oleh karena itu, forum ini menghadirkan pemateri dari berbagai latar belakang, seperti Pusat Inovasi dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa), termasuk kepala SMK yang sukses menjalankan program Teaching Factory (TeFa).
Khofifah mengungkapkan, saat ini SMK di Jatim menghadapi pekerjaan rumah besar: membangun ekosistem yang terhubung dengan akselerasi dunia kerja. Mulai dari keterserapan tenaga kerja lokal, nasional, hingga global.
Dia mencontohkan, ada siswa kelas 10 dari Jatim yang direkrut oleh perusahaan kosmetika di Malaysia, dengan catatan tetap menyelesaikan pendidikan melalui pembelajaran dan ujian daring.
“Di Ponorogo, murid SMK mengolah kotoran hewan menjadi pupuk organik. Pupuk ini diminati banyak gapoktan (gabungan kelompok tani) dari berbagai daerah. Mereka bahkan memberikan pelatihan ke petani dengan alat dari bengkel SMK,” kata dia.
Khofifah juga mendorong agar SMK di Jatim bisa menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) karena besarnya potensi yang dimiliki. Salah satunya SMK di Situbondo yang berhasil memproduksi cover seat untuk motor dan mobil.