jateng.jpnn.com, SEMARANG - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) meminta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) bersama seluruh pemerintah kabupaten/kota untuk memperkuat sinergi dalam menanggulangi penyebaran tuberkulosis (TBC).
Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kemenko PMK Warsito menyebut TBC merupakan tantangan kesehatan global yang juga harus dihadapi serius oleh pemerintah daerah. Indonesia saat ini menempati peringkat kedua tertinggi di dunia setelah India dalam jumlah kasus TBC.
“Ini tantangan global, bukan hanya Indonesia. Karena kita berada di urutan kedua setelah India, maka pemerintah pusat bersama seluruh provinsi dan kabupaten/kota harus memerangi TBC ini,” ujar Warsito dalam kampanye Gerakan Temukan, Obati, Sampai Sembuh (TOSS) TBC di area Car Free Day (CFD) Jalan Pahlawan, Semarang, Minggu (9/11).
Warsito menjelaskan terdapat delapan provinsi yang saat ini menjadi fokus utama pemerintah pusat dalam upaya pengendalian TBC, termasuk Jateng.
Setiap daerah diminta mengidentifikasi dan mencermati data temuan kasus, serta menggerakkan kader kesehatan di tingkat kampung, desa, dan kelurahan untuk memitigasi risiko penularan.
Menurutnya, meskipun TBC merupakan penyakit menular, penyakit ini masih bisa disembuhkan jika ditangani dengan benar dan pengobatan dilakukan secara tuntas. Karena itu, gerakan TOSS TBC harus terus digencarkan agar masyarakat memahami pentingnya deteksi dini dan pengobatan hingga sembuh.
“Temukan, obati, sampai sembuh mereka yang memiliki gejala TBC. Kami dari Kemenko PMK melaksanakan kegiatan serupa di delapan provinsi, termasuk Jateng. TBC ini penyakit menular yang harus kita cegah bersama,” katanya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Jateng Iwanuddin Iskandar menyambut baik langkah pemerintah pusat tersebut. Dia menyatakan Pemprov Jateng akan menginisiasi gerakan penanggulangan TBC secara terpadu hingga tingkat desa.





































