jatim.jpnn.com, SURABAYA - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) sedang menyiapkan strategi baru untuk mengatasi pengangguran terbuka sekaligus menjawab kebutuhan pasar kerja global.
Mendikti Saintek Prof Brian Yulianto menyatakan presiden meminta perguruan tinggi menyiapkan tenaga kerja terampil yang tidak hanya siap diserap industri dalam negeri, tetapi juga kompetitif di luar negeri.
Prof Brian menjelaskan upaya mengurangi pengangguran tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan langsung dunia industri. Program magang vokasi menjadi salah satu langkah konkret yang terus diperkuat.
“Kami ingin lulusan kami itu bisa mengisi ruang-ruang yang ada. Kerja sama industri itu sangat penting di kami, bahkan untuk pendidikan vokasi kita itu sekitar ada yang satu semester sampai satu tahun, itu program magang di industri. Itu tujuannya adalah agar lulusan kami betul-betul bisa sesuai dengan kebutuhan industri,” kata Prof Brian di Universitas Negeri Surabaya, Rabu (19/11).
Selain menyiapkan lulusan yang siap kerja, kampus-kampus nonvokasi juga didorong memproduksi inovator dan pencipta lapangan kerja baru.
Kementerian ingin lulusan sarjana tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi mampu melahirkan industri baru melalui inovasi bersama dosen.
“Kami juga ingin inovasi itu terus berkembang pada akhirnya diharapkan mereka bisa juga menciptakan industri-industri baru, startup-startup baru yang pada akhirnya bisa membuka lapangan kerja,” ujarnya.
Lebih jauh, Prof. Brian mengungkap bahwa salah satu agenda besar pemerintah adalah menyiapkan lulusan sarjana agar bisa bekerja di luar negeri sebagai tenaga terampil profesional. Menurutnya, permintaan ini datang langsung dari presiden.





































