jpnn.com - Di tengah derasnya arus globalisasi dan gelombang disrupsi digital, bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang bukan hanya bersifat teknologis, tetapi juga ideologis.
Era disrupsi, yang ditandai oleh perubahan cepat dalam teknologi, ekonomi, dan sosial telah melahirkan lanskap baru yang mengguncang sendi-sendi kehidupan konvensional.
Dalam konteks inilah, urgensi memperkokoh ideologi Pancasila sebagai pandu kebangsaan menjadi makin relevan dan krusial.
Pancasila bukan sekadar warisan historis dari para pendiri bangsa, tetapi fondasi filosofis yang bersifat dinamis.
Kelima sila yang membentuknya mengandung nilai-nilai universal —ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial— yang tetap kontekstual di berbagai zaman, termasuk di era digital saat ini.
Namun, tantangan ideologis muncul ketika masyarakat terpapar oleh informasi yang massif, cepat, dan tidak selalu akurat.
Disrupsi bukan hanya mengubah sistem kerja dan ekonomi, tetapi juga membentuk pola pikir, gaya hidup, bahkan preferensi ideologis generasi muda.
Pergeseran Nilai