jabar.jpnn.com, KARAWANG - Ketua MUI Karawang, KH Tajudin Nur mengatakan kegiatan ini dilatarbelakangi atas semakin terbatasnya tenaga pemulasaraan jenazah, terutama dari kalangan perempuan.
Ia menyampaikan selama ini tenaga yang mengurus jenazah perempuan didominasi kaum ibu yang sudah lanjut usia. Jadi, diperlukan kader baru untuk mengurus jenazah perempuan.
"Mengurus jenazah dalam hukum Islam ini fardhu kifayah. Oleh karena itu MUI Karawang merasa perlu menyiapkan kader-kader baru yang terampil dan paham tata cara pemulasaraan jenazah," kata Kiai Tajudin.
Ia menekankan pentingnya pemahaman spiritual dalam prosesi pemulasaraan jenazah. Sebab mengurus jenazah bukan sekadar kewajiban sosial, tetapi juga bentuk kasih sayang terakhir kepada sesama umat Islam.
“Dalam Islam, mengurus jenazah adalah amanah mulia. Ketika seseorang bisa menuntun saudaranya di akhir hayat dengan kalimat tauhid, itu menjadi amal yang besar di sisi Allah. Kami berharap para peserta dapat menjadi penggerak dakwah dan pelayan umat di bidang sosial keagamaan, khususnya dalam pemulasaraan jenazah perempuan," katanya.
MUI Karawang, katanya, berencana melanjutkan kegiatan serupa secara berkala di berbagai kecamatan menyusul tingginya minat masyarakat dalam pelatihan pemulasaraan jenazah perempuan.
“Banyak peserta dari kecamatan lain yang belum tertampung karena keterbatasan kuota. Insya Allah kegiatan seperti ini akan terus kami adakan, terutama bagi kalangan perempuan,” katanya.
Ketua Panitia Pelaksana, Utami Maria Gono menyampaikan pelatihan pemulasaraan jenazah perempuan ini diikuti 100 orang yang semuanya perempuan.