Ekonom Kritik Rencana Merger Grab-Goto, Pemerintah Diharapkan Bertindak

3 hours ago 3

Ekonom Kritik Rencana Merger Grab-Goto, Pemerintah Diharapkan Bertindak

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Ojek online alias ojol. Ilustrasi. Foto: Dok. Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Dua ekonom senior menyampaikan tanggapan soal isu merger Grab terhadap Goto.

Pengamat ekonomi digital dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda menilai bila merger dilakukan yang paling dirugikan adalah konsumen.

Selain itu, dia mempertanyakan motif dilakukannya aksi korporasi itu karena tidak ada kebutuhan untuk melakukan penggabungan usaha.

“Kalau merger, kan selalu ada kebutuhan ya. Kebutuhannya apa sih?. Dahulu dua unicorn merger karena mau menambah valuasinya. Nah ini yang motifnya apa? Kalau merger, gimana?” ungkap Nailul dalam keterangan resmi, Kamis (8/5).

Senada dengan Nailul, pengamat ekonomi dari Segara Institute Piter Abdullah mengkhawatirkan merger akan membawa dampak yang buruk bagi dunia usaha dalam negeri.

Dia menyatakan dari 4 pemain besar di industri ini, 3 di antaranya yakni pemain asing dan hanya satu sebagai pemain lokal.

“Dari empat pemain besar itu, satu dianggap sebagai pemain lokal, tiga itu asing. Dan asing ini dia menguasai pasar global. Yang lokal ini baru nyoba nyeberang, itu pun balik lagi. Ini harus diperhatikan benar. Jadi kalau bicara tentang pasar, ada kecenderungan (pemain asing ini) untuk menguasai pasar dengan berbagai cara. Dan di sini pemerintah harus menjaga posisinya sebagai wasit," jelasnya.

Menurut Piter, penggabungan dilakukan untuk memperluas usaha atau ekosistem seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Dua ekonom senior menyampaikan tanggapan soal kehebohan isu merger Grab terhadap Goto.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |