jpnn.com - Pembaca sekalian, setiap bangsa berdiri di atas bahu mereka yang datang lebih dahulu mereka yang bermimpi, berjuang, dan berkorban agar rakyatnya dapat hidup dengan martabat dan kedamaian. Di Indonesia, kebenaran ini terasa begitu dalam.
Kemerdekaan dan perjalanan kita sebagai republik bukanlah hadiah, melainkan hasil dari keberanian, keringat, dan visi tak terhitung banyaknya lelaki dan perempuan yang percaya pada cita-cita bangsa yang bersatu dan berdaulat.
Dari para pejuang revolusi tahun 1945 hingga para pemimpin yang menuntun Indonesia melewati dekade-dekade awalnya. Kisah mereka mengingatkan kita bahwa menghormati pahlawan nasional bukan sekadar upacara melainkan wujud rasa syukur dan kesinambungan sejarah.
Mengapa kita harus menghormati pahlawan nasional? Menghormati pahlawan nasional pada dasarnya adalah pengakuan terhadap sejarah. Perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan dan pembentukan bangsa tidaklah mudah, bahkan tidaklah pasti.
Perjuangan melawan kolonialisme, perang kemerdekaan, dan puluhan tahun membangun negara dari keragaman menuntut kepemimpinan, persatuan, dan pengorbanan yang luar biasa.
Dengan menghormati para pahlawan baik mereka tentara, negarawan, intelektual, maupun tokoh budaya kita mengingat kembali nilai-nilai yang membentuk jati diri bangsa: keberanian, kesetiaan, dan kemauan untuk mengabdi pada sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.
Demikianlah dasarnya, bahwa dalam dunia modern yang sering menonjolkan pencapaian individu, mengenang para pahlawan membantu kita menemukan kembali keseimbangan.
Ia membawa kita kembali pada semangat kolektif yang pernah mempersatukan jutaan rakyat Indonesia di masa-masa sulit. Kita menghormati mereka bukan karena mereka sempurna, tetapi karena mereka manusia yang berani memikul beban berat membangun bangsa. Melupakan mereka sama saja dengan kehilangan sebagian kompas moral kita sebagai sebuah bangsa.








































