Buka 19 Juta Lapangan Kerja, Apakah Janji Itu Masih Hidup?

5 hours ago 4

Buka 19 Juta Lapangan Kerja, Apakah Janji Itu Masih Hidup?

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Ratusan massa dari Perkumpulan Pemuda Keadilan dan Solidaritas Pekerja Sritex menggeruduk Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung), Jakarta, Senin (2/6). Mereka mendorong penuntasan kasus korupsi pada pemberian kredit dari beberapa bank ke PT Sri Rejeki Isman (Sritex). Foto: dok sumber

jpnn.com, JAKARTA - Ketika pasangan Prabowo-Gibran mengumandangkan janji penciptaan 19 juta lapangan kerja dalam kampanye Pilpres 2024, harapan besar tumbuh di benak rakyat. 

Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat mengatakan lapangan kerja bukan sekadar angka, melainkan simbol janji perubahan, simbol keberpihakan kepada kaum muda, perempuan, dan mereka yang selama ini terpinggirkan dari arus utama pembangunan. 

"Tetapi satu tahun kemudian, janji itu belum menunjukkan tanda-tanda kehidupan," kata Nur Hidayat dikonfirmasi JPNN, Senin (8/6).

Menurut dia, yang terjadi justru sebaliknya, gelombang PHK meningkat, jumlah pengangguran bertambah, dan masyarakat dibuat resah. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per Februari 2025 menunjukkan jumlah pengangguran mencapai 7,28 juta orang, naik 83.450 orang dibanding tahun sebelumnya. 

Gelombang PHK terus berlangsung di berbagai sektor, seperti industri tekstil, elektronik, dan otomotif. 

"Sritex diputus pailit, Yamaha Music merelokasi pabrik ke luar negeri, dan Sanken menutup operasi, berdampak pada ribuan pekerja yang kehilangan mata pencaharian," kata dia.

Nur Hidayat menjelaskan janji itu seperti mobil mewah yang dijual dengan penuh janji kemewahan.

Ketika pasangan Prabowo-Gibran mengumandangkan janji penciptaan 19 juta lapangan kerja dalam kampanye Pilpres 2024, harapan besar tumbuh di benak rakyat.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |