Persepsi Buruk Terhadap Tembakau Alternatif Bisa Hambat Upaya Berhenti Merokok

2 hours ago 2

Persepsi Buruk Terhadap Tembakau Alternatif Bisa Hambat Upaya Berhenti Merokok

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Ilustrasi tembakau alternatif. Foto: Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Persepsi keliru terhadap produk tembakau alternatif yang dianggap lebih berbahaya menjadi penghambat dalam upaya mengurangi kebiasaan merokok.

Dari hasil riset yang berjudul “Interventions to change vaping harm perceptions and associations between harm perceptions and vaping and smoking behaviours” menunjukkan salah kaprah mengenai produk tembakau alternatif telah menyebabkan perokok dewasa enggan beralih ke produk rendah risiko kesehatan tersebut.  

Profesor Ann McNeill selaku pakar kecanduan tembakau dari King’s College London (KCL), menjelaskan kesalahpahaman publik mengenai perbedaan risiko antara merokok dan penggunaan produk alternatif berdampak besar terhadap perubahan persepsi serta perilaku.

“Anggapan bahwa penggunaan produk tembakau alternatif sama berbahayanya dengan merokok bisa menghalangi perokok dewasa untuk berhenti merokok dan mencoba alternatif yang lebih rendah risiko. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa produk ini, meskipun tidak bebas risiko, lebih efektif daripada terapi pengganti nikotin,” kata Ann McNeill, dikutip dari kcl.ac.uk, Rabu (17/9).

Tinjauan tersebut mengkaji 85 studi tentang komunikasi risiko terkait penggunaan produk tembakau alternatif yang mencakup intervensi untuk remaja dan orang dewasa. 

Hasilnya, pesan yang menekankan bahaya dan sifat adiktif produk tembakau alternatif memang efektif mengubah persepsi. Namun, sering kali, memperkuat kesalahpahaman bahwa produk tembakau alternatif setara atau bahkan lebih berbahaya dari pada rokok. 

“Kesalahpahaman ini bisa diluruskan jika masyarakat mendapatkan informasi yang akurat. Komunikasi yang jelas dan berbasis bukti ilmiah diperlukan untuk meningkatkan pemahaman publik,” tambah Ann McNeill.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (Akvindo) Paido Siahaan mengatakan kondisi di Indonesia tidak jauh berbeda. 

Persepsi keliru terhadap produk tembakau alternatif yang dianggap lebih berbahaya bisa jadi penghambat dalam upaya mengurangi kebiasaan merokok.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |