jpnn.com, JAKARTA - Memasuki usia 80 tahun atau satu windu dekade, Indonesia mendapat refleksi kebangsaan melalui karya musik bertajuk “Satu Nusa Satu Bangsa”.
Lagu nasional ciptaan L. Manik ini dihadirkan kembali dalam versi aransemen baru oleh BIP Band dan dirilis sebagai bagian dari album kebangsaan 10 Windu Indonesia.
Tahun ini menjadi fase penting bagi perjalanan bangsa. Indonesia menghadapi beragam ujian, mulai dari dinamika politik yang memicu demonstrasi besar hingga bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan banjir bandang akibat kerusakan hutan di sejumlah wilayah, termasuk Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, dengan dampak yang dirasakan luas oleh masyarakat.
Di tengah kondisi tersebut, arus informasi di media sosial kerap kali tidak sepenuhnya jernih. Sebagian masyarakat menyikapi dengan kepala dingin, sebagian lain dengan emosi tinggi, bahkan ada yang terprovokasi.
Situasi ini mendorong para pelaku musik untuk menyampaikan pesan persatuan melalui karya seni.
“Di momen Indonesia saat ini, kami ingin berbagi spirit nasionalisme sebagai satu bangsa untuk bersatu dan bahu-membahu mengatasi semua cobaan ini bersama,” demikian pernyataan BIP Band dalam keterangan resminya.
Lagu “Satu Nusa Satu Bangsa” dihadirkan sebagai pesan moral untuk membangkitkan kembali semangat kebangsaan.
Aransemen baru yang dibalut sentuhan modern tetap menjaga ruh nasionalisme dari lagu ciptaan L. Manik, sekaligus menjadi ajakan agar masyarakat berpikir positif dan bertindak rasional demi kepentingan bersama.












































