jpnn.com, JAKARTA - Puluhan aktivis reformasi mempertanyakan keputusan negara yang menetapkan Presiden kedua RI Soeharto sebagai pahlawan dalam upacara di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11).
Pernyataan demikian seperti disampaikan aktivis reformasi Andi Arief dalam X dan JPNN telah memperoleh persetujuan yang bersangkutan memuat sikap itu sebagai pemberitaan.
"Atas nama keadilan sejarah dan integritas moral bangsa, kami mempertanyakan keputusan negara yang menobatkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional," demikian pernyataan bersama puluhan aktivis, Senin.
Para aktivis dalam pernyataan bersama menyebut tak menolak mengakui jasa yang disumbangkan siapa pun terhadap Indonesia
Namun, para aktivis menilai kepahlawanan adalah hal yang jauh lebih besar dan penting dari sekadar menghargai jasa seseorang.
"Menjadikan klaim jasa sebagai dalih untuk menutupi, menyamarkan dan mengaburkan kesalahan atau kejahatan sejarah, sama saja dengan menyuntikan bius amnesia sejarah ke tubuh bangsa," demikian para aktivis bersikap.
Para aktivis menganggap kepahlawanan adalah mekanisme moral kolektif.
Cara suatu bangsa mendidik anak-anak membedakan benar dan salah dalam sejarah.








































