jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan potensi gelombang tinggi yang menerjang perairan selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga 9 Agustus 2025.
Oleh karena itu, para nelayan di Bantul, Gunungkidul dan Kulon Progo diminta untuk menunda aktivitas melaut karena ketinggian gelombang berkisar 2,5 hingga 4 meter.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY R. Hery Sulistio Hermawan mengatakan bahwa mereka tidak melarang nelayan untuk melaut, tetapi sangat menganjurkan agar menunda aktivitas apabila risiko gelombang tinggi terlalu besar.
"Kami tidak melarang, tetapi selalu menyampaikan agar nelayan menunda melaut kalau memang risikonya besar," kata Hery pada Kamis (7/8).
Ia juga menghimbau nelayan agar rutin memantau ramalan cuaca yang diumumkan BMKG sebagai acuan sebelum berangkat ke laut dan selalu memakai jaket pelampung untuk keselamatan diri.
“Kami selalu mengingatkan nelayan untuk menggunakan ramalan cuaca dari BMKG sebagai acuan dan jangan melaut tanpa menggunakan jaket pelampung sebagai alat pelindung diri,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad menyatakan bahwa personel Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) Rescue Istimewa telah disiagakan di sepanjang kawasan pantai selatan DIY, terutama di lokasi wisata, guna menghadapi potensi kondisi berbahaya akibat gelombang tinggi.
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono, kondisi gelombang tinggi ini dipicu oleh bibit Siklon Tropis 90S serta adanya sirkulasi siklonik di sekitar wilayah Indonesia yang mempengaruhi perairan selatan DIY.