bali.jpnn.com, DENPASAR - Insiden kapal tenggelam yang terjadi secara beruntun di perairan Bali dalam sebulan terakhir mengundang reaksi keras Basarnas.
Lembaga pemerintah non-kementerian ini meminta para pihak melakukan evaluasi menyeluruh terhadap keselamatan pelayaran.
Terutama yang berkaitan dengan muatan kapal, kelayakan armada serta respons terhadap kondisi cuaca buruk.
Basarnas merilis pernyataan tegas setelah KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di perairan Selat Bali pada Rabu (2/7) malam.
Terbaru menimpa Fast Boat Dolphin II yang tenggelam di perairan Selat Badung, tepatnya di alur masuk Pelabuhan Sanur, Denpasar, Selasa (5/8) lalu.
“Penting untuk melakukan pembenahan sistem keselamatan pelayaran secara menyeluruh oleh otoritas terkait pusat maupun daerah, termasuk operator kapal, agar kejadian serupa tidak terulang,” ujar Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Edy Prakoso dilansir dari Antara.
Hal yang paling disorot Basarnas adalah jumlah muatan yang tidak sesuai dengan kondisi kapal.
Menurut Edy Prakoso, kecerobohan mendasar ini sangat rentan memicu bencana lantaran kondisi cuaca di perairan Bali rawan bergelombang tinggi hingga terpaan angin kencang.