jpnn.com, JAKARTA BARAT - Masyarakat mempertanyakan aset BUMD Sarana Jaya yang terbengkalai di Jalan Toram Baru RT 009 RW 010 Kelurahan Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
Keberadaan tanah terbengkalai tanpa plang itu pun menimbulkan kegaduhan. Bahkan Oey Giok Lan alias Lenna yang mengaku sebagai pemilik lahan seluas 162,5 hektare itu sampai melaporkan salah satu warga bernama H. Japar Ali Yugo ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
Dalam gugatannya, Lenna meminta ganti rugi kepada H. Japar sebesar Rp 2.000.000 per bulan terhitung dari 2008 sampai saat ini. Kemudian, denda Rp 1.000.000 pernah hari sejak 1 Mei 2025. Beruntung penggugat mencabut gugatan tersebut. Sebab, tanah tersebut sudah memiliki pemilik yang sah yakni Perumda Pembangunan Sarana Jaya.
Masyarakat pun menyoroti sikap Sarana Jaya yang acuh dan tidak mampu mengelola aset pemda. Semestinya terdapat plang di atas lahan tersebut, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan yang hampir memakan korban.
Salah seorang warga setempat berinisial SJ menyebut tanah tersebut diketahui sudah lama dibiarkan terbengkalai sehingga berdiri bangunan liar dan adanya klaim sekelompok warga yang mengatakan tanah tersebut miliknya bahkan sudah ada yang mengaku memiliki AJB.
"Pernah kami terima dari pengurus lingkungan bahwa Sarana Jaya yang masuk kategori BUMD ini memberikan surat edaran kepada pengurus lingkungan yang ditembuskan kepada pihak kelurahan dan kecamatan," kata SJ, Senin (2/6).
Menurutnya, surat edaran tersebut tidak sesuai. Dalam isi surat tersebut Sarana Jaya mengatakan bahwa sekitar Kelurahan Tegal Alur dekat Jalan Toram, Jl Menceng Raya No 88 Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat merupakan tanah Sarana Jaya.
"Namun fakta di lapangan ada segelintir orang yang mengatakan lahan itu milik mereka. Bukan hanya di Jl Menceng, Pasar Tegal Alur pun pernah ada plang aset tanah Sarana Jaya, namun dibiarkan begitu saja," ujar dia.
