Alfian Syukur Terpilih Jadi Ketua Pemuda Katolik Jawa Barat di Muskomda XVIII

7 hours ago 20

Alfian Syukur Terpilih Jadi Ketua Pemuda Katolik Jawa Barat di Muskomda XVIII

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Alfian Syukur ditetapkan sebagai Ketua Pemuda Katolik Komda Jawa Barat periode 2025–2028. Foto : dok Pemuda Katolik

jpnn.com, JAKARTA - Musyawarah Komisariat Daerah (Muskomda) XVIII Pemuda Katolik Jawa Barat yang digelar di Merbabu Hotel, Kota Bekasi, 6–7 Desember 2025, resmi menetapkan Alfian Syukur sebagai Ketua Pemuda Katolik Komda Jawa Barat periode 2025–2028.

Ketua Pemuda Katolik Komda Jawa Barat periode 2022 - 2025, Edi Silaban, dalam sambutannya mengajak seluruh Komisariat Cabang se-Jawa Barat untuk terus merawat persaudaraan dan kebersamaan pasca-Muskomda.

“Muskomda ini bukan tentang siapa yang menang atau kalah, tetapi tentang bagaimana seluruh cabang tetap berjalan bersama dalam satu rumah besar Pemuda Katolik Jawa Barat. Perbedaan adalah kekuatan, persaudaraan adalah fondasi,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Pemuda Katolik, Stefanus Gusma, menegaskan Pemuda Katolik Komda Jawa Barat telah menunjukkan capaian yang patut dipertahankan, terutama dalam kekuatan daya tahan (endurance) organisasi serta konsistensi gerak kaderisasi di daerah. Ke depan, totalitas pengurus dan anggota menjadi kunci untuk menjaga momentum ini.

“Sebagaimana pesan Mgr. Anton, pergerakan Pemuda Katolik harus semakin diperhitungkan di tengah dinamika bangsa. Muskomda tidak hanya menjadi forum formal, tetapi ruang perjumpaan dari hati ke hati untuk meneguhkan komitmen pelayanan” paparnya.

Gusma juga membahas hasil Rapimnas terakhir, terdapat 12 isu strategis nasional telah dipadatkan menjadi 9 fokus utama terkait Papua, meliputi persoalan konflik akibat PSN, transmigrasi, kekerasan aparat, hingga ketimpangan pembangunan.

Pastor Moderator Pemuda Katolik Komda Jawa Barat, Romo Samong, menekankan bahwa setiap gerakan Pemuda Katolik harus berakar pada doa, soliditas, serta keberpihakan nyata pada persoalan masyarakat.

“Program harus realistis, dapat dieksekusi, dan berdampak langsung bagi umat dan masyarakat,” ujarnya.

Hasil Rapimnas menjadi 9 fokus utama terkait Papua meliputi persoalan konflik akibat PSN, transmigrasi, kekerasan aparat, hingga ketimpangan pembangunan.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |