AFTECH & PERBANAS Perkuat Sinergi Antara Perbankan dan Fintech

1 hour ago 24

AFTECH & PERBANAS Perkuat Sinergi Antara Perbankan dan Fintech

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Forum diskusi AFTECH dan PERBANAS ini yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam perayaan Bulan Fintech Nasional (BFN). Foto source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - AFTECH dan PERBANAS menegaskan komitmennya untuk memperkuat sinergi antara perbankan dan fintech sebagai langkah krusial dalam memperluas akses kredit nasional.

Sekretaris Jenderal PERBANAS, Anika Faisal mengungkapkan peningkatan rasio kredit nasional hanya bisa dicapai melalui penguatan intermediasi dan kolaborasi antar pelaku industri jasa keuangan.

Menurutnya, sinergi perbankan dan fintech menjadi penting untuk memperluas jangkauan kredit, khususnya ke luar Jawa dan ke sektor-sektor prioritas yang selama ini belum sepenuhnya terlayani.

Dengan menggabungkan jaringan luas dan kapabilitas manajemen risiko perbankan dengan inovasi teknologi dari fintech, perluasan akses kredit dapat berjalan lebih mudah, cepat, dan adaptif.

“Adanya simbiosis antara kedua sektor ini mampu meningkatkan jangkauan pelayanan sekaligus memperluas pilihan produk kredit bagi berbagai segmen masyarakat. Namun mengingat masih adanya sejumlah tantangan, kolaborasi ini harus diimbangi dengan regulasi perlindungan konsumen yang kuat serta penegakan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan inovasi yang bertanggung jawab,” ungkap Anika.

"Lewat kegiatan ini, perbankan dan fintech dapat bersama-sama menyelaraskan pandangan, memperkuat standar tata kelola dan manajemen risiko yang baik sebagai dasar dari kerja sama yang berkelanjutan," imbuhnya.

Ketua Departemen Perbankan AFTECH, Dedy Sahat yang juga menjabat sebagai EVP – Head of Digital Economy CIMB Niaga menyebut ruang untuk memperluas akses kredit di Indonesia masih sangat besar.

Hal ini tergambar dari hasil survei yang dilakukan AFTECH bersama Mandala Consulting yang menunjukkan masih terdapat 4,5% populasi yang unbanked atau tidak memiliki akun bank, dan 36% yang underbanked atau tidak memiliki akses kredit.

Sesuai dengan pembahasan di forum diskusi antara AFTECH dan PERBANAS, aspek governance atau tata kelola, serta reputasi industri merupakan risiko utama.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |