jatim.jpnn.com, TULUNGAGUNG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung melakukan pendampingan intensif dan proses deradikalisasi terhadap seorang pelajar kelas V sekolah dasar yang terpapar radikalisme jaringan teroris internasional melalui media sosial.
Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Tulungagung Kasil Rokhmad mengatakan penanganan dilakukan secara terpadu bersama aparat keamanan dan lembaga terkait setelah kasus tersebut terdeteksi melalui pemantauan siber.
"Anak ini terpapar dari aktivitas media sosial. Saat ini sudah menjalani pendampingan dan deradikalisasi, dan perkembangannya cukup positif," kata Kasil, Selasa (16/12).
Kasil menjelaskan paparan radikalisme bermula dari kebiasaan korban mengunggah konten bernuansa kekerasan di akun media sosial TikTok. Aktivitas tersebut kemudian menarik perhatian jaringan teroris internasional.
Korban selanjutnya diajak bergabung ke sejumlah grup WhatsApp yang berisi ajakan kekerasan secara berulang. Total terdapat lima grup WhatsApp yang diikuti sebelum aktivitas tersebut terdeteksi oleh Densus 88 Antiteror dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
"Anak ini dengan cepat menyerap konten yang disebarkan jaringan tersebut karena kemampuan bahasa Inggris-nya cukup baik," ujarnya.
Setelah terdeteksi, aparat melakukan intervensi dini dengan pendekatan perlindungan anak. Pemkab Tulungagung kemudian memberikan pendampingan psikososial, edukasi kebangsaan, serta penguatan peran keluarga dalam proses deradikalisasi.
Menurut Kasil, pendampingan telah berjalan sekitar satu bulan dan menunjukkan hasil positif dengan dukungan penuh dari orang tua korban. Proses penanganan dilakukan tanpa pendekatan represif dan mengedepankan pemulihan serta perlindungan hak anak.









































